Selasa, 17 Oktober 2017

Mengenang 8 Tahun Ayah (alm)

Pagi itu, triiing ada sms masuk "yuk.. baco yasin buat ayah ye" saat membaca sms itu saya sedang siap siap ke pelatihan software untuk mata kuliah Pemodelan Sistem di DSS, karena sudah buru buru saya langsung ambil jaket dan siap berangkat tapi saya bawa yasin untuk dibaca saat saya menunggu tebengan di depan kosan. Namun ada kali ini ada telpon dari nomor adek saya, jauh diujung telpon di Pulau sebrang lirih adek saya bilang "ayah meninggal yuk, siap siap pulang ke palembang". Saat itu tebengan saya dateng Ratih seinget saya, langsung memeluk saya dan nyiapin baju, saya bingung saat ini gak punya uang cadangan, tapi Allah maha baik, Shali bantu beliin tiket pesawat dan saya dianter Shali dan ayahnya ke bandara. sekali lagi Allah Maha Baik, saya dikelilingi orang - orang baik, terimakasih teman teman Teknik Industri UNDIP 2006 gak salah ayah memilih UNDIP antara pilihan UNDIP dan UGM. Perjalanan ke Palembang sungguh terasa lama dan diri ini menguatkan hati agar tak menangis sesegukan, namun tak bisa, sepanjang perjalanan air mata teruuuus mengucur (saat ini juga). Karena menggunakan penerbangan lanjutan dan pake maskapai singa delay pun terjadi. singkat cerita saya sampe di Palembang sore, lalu ayah dimakamkan selepas magrib. 

Campur aduk rasa di dalam dada bergemuruh, bingung, bagaimana kelanjutan kami tiga bersaudara saat itu saya sedang kuliah tingkat akhir, adek saya sedang kuliah tingkat awal dan yang bungsu masih SD. Sekali lagi Allah Maha Penyayang, Allah tahu bahu ibu saya kuat hati ibu saya kuat dan kami kuat. Delapan tahun berlalu, saat ini saya sudah menikah dan mempunyai anak laki laki 3 orang, adek saya sudah bekerja di salah satu kontraktor di Jakarta dan adek bungsu sedang menempuh pendidikan universitas di Universitas Indonesia. 

Saya yakin jalan begitu berliku yang ditempuh ibu selama delapan tahun ini, bekerja sendirian untuk biaya kehidupan dirinya, sekolah kami biaya hidup kami. yaaa.. beliau berjuang sendiri, SK PNS pun mungkin sekarang masih tergadai, namun alhamdulillah lambat laun tanggungan tanggunagn Bank sebagian sudah selesai. Sekali lagi Allah Maha Baik. 

Karena situasi ini kami bertiga alhamdulillah menjadi saling mengasihi, saling memikirkan walau saat ini kami ber 4 tinggal di empat tempat yang berbeda. dan sekali lagi Allah Maha Baik, saya dipertemukan dengan suami yang mengerti keadaan kelurga saya, suami yang menyayani keluarga saya. 

Terimakasih ibu atas semua kringat mu, dari merasa lemah saat mengandung kami, dan membiarkan rasa sakit saat melahirkan kami, membesarkan kami dan sampai saat ini pun saya pribadi masih sering menyusahkan ibu, masih sering WA "bu.. aku nak beliin trio AL baju, bajunyo sudah jelek jelek " dan dijawab " iyo ibu nitip kagek di transfer" dan aku pun tersenyum..hihihiihih


sehat yaa bu.. Shake formula 1 Herbalife nya diminum terus untuk sarapan pagi..

Saat ini saya teringat kenangan semalam sebelum saya mengantar ayah ke Jakarta untuk pengobatan di Rumah Sakit di Ibu Kota itu. Sambil menyusun perlengkapan, ayah pengen pake sepatu, namun karena kakinya bengkak gak bisa, namun tetap dibawak, sambil berkomentar " bawak bae lah ka, siapo tau kagek pas balek ke palembang lagi ayah biso paek sepatu ini." ya lalu dimasukkan dalam koper. Pas hari saya anter ayah ke Jakarta, saya tuntun ayah, yang dulu saat saya masih kecil beliau yang urus bawaan, sekarang saya yang urus bagasi, ayah hanya duduk menunggu sambil merasakan susahnya bernafas. Ayah penderita diabetes setahun sebelum ayah meninggal memang sudah keluar masuk rumah sakit. Setelah sampai di Jakarta saya anter ayah ke rumah Uwak (Kakaknya ayah) kami pasrahkan ayah kepada keluarga di Jakarta karena ibu gag bisa menemani, adek adek masih sekolah dan saya harus kuliah. Mungkin ayah gak betah jauh dari ibu dan adek adek, sehingga seminggu menjalani perawatan di Jakarta beliau minta pulang, maksa.. kalo gak dianter pulang bakal pulang sendiri. Sesampainya di Palembang, ayah langsung minta beliin sate,makan sampe keringetan (cerita ibu ) namun, seminggu setelah ayah pulang dari Jakarta dan masuk rumah sakit lagi ayah meninggal. Sebenernya dari sini lah saya mengerti bahwa saya besar kemungkinannya menderita Diabetes, dan dari saat itulah saya mulai diet, tapi belom kenal diet sehat.

Ini hanya mengingat kenangan, untuk tetap mensyukuri nikmat Allah atas sehat yang dilimpahkan saat ini, tidak ada alasan untuk bersedih.. karena ternyata ada orang lain yang ceritanya lebih menyedihkan.
 posisi nya sama..hehehehe
 pengantin palembang ayah dan ibu tahun 1987
 ayah kumisan, lucu klao kumisnya dicukur habis..ahhahahah
 ibu dan ayah bersama saya saat ibu wisuda d3
 formasi lengkap saat adek futuh masih dlm perut adek ali belom direncanakan

bersama adek adek tersayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hangout bareng Kak Alfath dan Kak Futuh

Kali ini kami pengen punya waktu khusus buat kak alfath dan kak futuh, jadi kami sempatkan untuk jalan jalan berempat, gak sampe sehari full...